Selasa, 28 Maret 2017

BELAJAR LEBIH DEKAT DENGAN BIMBINGAN KONSELING







Sebelumnya telah disinggung beberapa macam tugas-tugas dari bimbingan dan konseling baik di bidang pendidikan ataupun di bidang umum. Namun tahukah kita bahwasannya bimbingan dan konseling merupakan suatu wadah yang memiliki dasar tersendiri di dalamnya. Bimbingan konseling berdiri dengan memiliki visi dan misi yang kemudian dilaksanakan lewat sebuah kelompok orang yang memiliki satu tujuan yang sama atau biasa yang kita kenal dengan organisasi.
Organisasi dalam bimbingan konseling dibentuk untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien yang termuat dalam visi misinya. Visi misi bimbingan konseling tidak akan terlaksana dengan baik apabila tidak memiliki satu kelompok yang memiliki tujuan yang sama. Sehingga organisasi dalam bimbingan konseling memiliki manfaat diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Setiap Individu mengetahui  tugas, wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing.
2. Mampu menghindari adanya tumpang tindih antara tugas A, B, ataupun yang lainnya.
3. Mampu mewujudkan tujuan bersama lebih cepat tercapai karena terjadi pembagian tugas secara baik dan teratur.
4. Terjadi kelancaran dalam penugasan sehingga diperoleh keadaan yang efektif dan efisien.

Tanpa adanya pengorganisasian, bimbingan dan konseling tidak akan terlaksana secara sistematis sehingga akan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan atau sasaran dari konsep bimbingan konseling tersendiri. Dengan adanya organisasi akan mempermudah baik personil sekolah, siswa siswi, orang tua bagi bimbingan konseling di bidang pendidikan, dan para konselor, ataupun para klien di luar bidang pendidikan.
Adapun susunan organisasi bimbingan konseling dalam bidang pendidikan terkhusus di sekolah adalah sebagai berikut.


   
Setelah mengetahui tentang organisasi dalam bimbingan konseling, perlu diperhatikan pula pola administrasi yang terdapat dalam bimbingan konseling. Secara definitive administrasi dapat diartikan sebagai kegiatan pengaturan kerja pelayanan bimbingan konseling sehingga kegiatan tersebut tetap lancer, efisien, dan efektif. Kegiatan administrasi tersebut dapat berupa pencatatan data murid, penyimpanan, pelaporan, dan pengalihtanganan masalah murid kepada tenaga yang lebih ahli/relevan.
Adapun pola kerja yang dilakukan dalam administrasi bimbingan konseling di sekolah adalah sebagai berikut:
1.      Pada saat pertama diterima di sekolah, data pribadi dicatat dengan menggunakan teknik pengumpulan data lainnya yang kemudian dimasukkan ke dalam file pribadi siswa.
2.      Bila siswa memperoleh catatan anekdot selama proses pembelajaran maka akan dimasukkan ke dalam file siswa yang bersangkutan.
3.      Bila siswa memerlukan bantuan pelayanan dari guru dan guru memberikan pelayanan, maka laporan dari pelayanan tersebut dimasukkan ke dalam file siswa.
4.      Konsultasi antara orang tua siwa denga guru pun dimasukkan ke dalam file.
5.      Setiap bulan guru diharapkan mampu memberikan laporan tentang pelayanan bimbingan konseling kepada kepala sekolah, baik lisan atau tertulis.
6.      Dalam keadaan sangat khusus, guru kelas dapat membawa murid kepada petugas yang relevan dan berwenang atas izin kepala sekolah.



Demikianlah pola kerja yang dilakukan dalam administrasi bimbingan dan konseing di sekolah. Adapun dalam pelaksanaan administrasi yang berhubungan dengan sarana dan prasarana layanan dan bimbingan konselingpun harus diatur sehingga mampu memberikan pelayanan yang maksimal kepada siswa siswinya, seperti kenyamanan ruang serba guna bimbingan, kelengkapan alat mobiler seperti almari, meja, kursi, dan lain sebagainya, serta kelangkapan alat bimbingan seperti alat penyimpanan, pengelolahan data, dan lain sebagainya.

BELAJAR LEBIH DEKAT DENGAN BIMBINGAN KONSELING







Sebelumnya telah disinggung beberapa macam tugas-tugas dari bimbingan dan konseling baik di bidang pendidikan ataupun di bidang umum. Namun tahukah kita bahwasannya bimbingan dan konseling merupakan suatu wadah yang memiliki dasar tersendiri di dalamnya. Bimbingan konseling berdiri dengan memiliki visi dan misi yang kemudian dilaksanakan lewat sebuah kelompok orang yang memiliki satu tujuan yang sama atau biasa yang kita kenal dengan organisasi.
Organisasi dalam bimbingan konseling dibentuk untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien yang termuat dalam visi misinya. Visi misi bimbingan konseling tidak akan terlaksana dengan baik apabila tidak memiliki satu kelompok yang memiliki tujuan yang sama. Sehingga organisasi dalam bimbingan konseling memiliki manfaat diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Setiap Individu mengetahui  tugas, wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing.
2. Mampu menghindari adanya tumpang tindih antara tugas A, B, ataupun yang lainnya.
3. Mampu mewujudkan tujuan bersama lebih cepat tercapai karena terjadi pembagian tugas secara baik dan teratur.
4. Terjadi kelancaran dalam penugasan sehingga diperoleh keadaan yang efektif dan efisien.

Tanpa adanya pengorganisasian, bimbingan dan konseling tidak akan terlaksana secara sistematis sehingga akan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan atau sasaran dari konsep bimbingan konseling tersendiri. Dengan adanya organisasi akan mempermudah baik personil sekolah, siswa siswi, orang tua bagi bimbingan konseling di bidang pendidikan, dan para konselor, ataupun para klien di luar bidang pendidikan.
Adapun susunan organisasi bimbingan konseling dalam bidang pendidikan terkhusus di sekolah adalah sebagai berikut.


   
Setelah mengetahui tentang organisasi dalam bimbingan konseling, perlu diperhatikan pula pola administrasi yang terdapat dalam bimbingan konseling. Secara definitive administrasi dapat diartikan sebagai kegiatan pengaturan kerja pelayanan bimbingan konseling sehingga kegiatan tersebut tetap lancer, efisien, dan efektif. Kegiatan administrasi tersebut dapat berupa pencatatan data murid, penyimpanan, pelaporan, dan pengalihtanganan masalah murid kepada tenaga yang lebih ahli/relevan.
Adapun pola kerja yang dilakukan dalam administrasi bimbingan konseling di sekolah adalah sebagai berikut:
1.      Pada saat pertama diterima di sekolah, data pribadi dicatat dengan menggunakan teknik pengumpulan data lainnya yang kemudian dimasukkan ke dalam file pribadi siswa.
2.      Bila siswa memperoleh catatan anekdot selama proses pembelajaran maka akan dimasukkan ke dalam file siswa yang bersangkutan.
3.      Bila siswa memerlukan bantuan pelayanan dari guru dan guru memberikan pelayanan, maka laporan dari pelayanan tersebut dimasukkan ke dalam file siswa.
4.      Konsultasi antara orang tua siwa denga guru pun dimasukkan ke dalam file.
5.      Setiap bulan guru diharapkan mampu memberikan laporan tentang pelayanan bimbingan konseling kepada kepala sekolah, baik lisan atau tertulis.
6.      Dalam keadaan sangat khusus, guru kelas dapat membawa murid kepada petugas yang relevan dan berwenang atas izin kepala sekolah.



Demikianlah pola kerja yang dilakukan dalam administrasi bimbingan dan konseing di sekolah. Adapun dalam pelaksanaan administrasi yang berhubungan dengan sarana dan prasarana layanan dan bimbingan konselingpun harus diatur sehingga mampu memberikan pelayanan yang maksimal kepada siswa siswinya, seperti kenyamanan ruang serba guna bimbingan, kelengkapan alat mobiler seperti almari, meja, kursi, dan lain sebagainya, serta kelangkapan alat bimbingan seperti alat penyimpanan, pengelolahan data, dan lain sebagainya.

BELAJAR LEBIH DEKAT DENGAN BIMBINGAN KONSELING







Sebelumnya telah disinggung beberapa macam tugas-tugas dari bimbingan dan konseling baik di bidang pendidikan ataupun di bidang umum. Namun tahukah kita bahwasannya bimbingan dan konseling merupakan suatu wadah yang memiliki dasar tersendiri di dalamnya. Bimbingan konseling berdiri dengan memiliki visi dan misi yang kemudian dilaksanakan lewat sebuah kelompok orang yang memiliki satu tujuan yang sama atau biasa yang kita kenal dengan organisasi.
Organisasi dalam bimbingan konseling dibentuk untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien yang termuat dalam visi misinya. Visi misi bimbingan konseling tidak akan terlaksana dengan baik apabila tidak memiliki satu kelompok yang memiliki tujuan yang sama. Sehingga organisasi dalam bimbingan konseling memiliki manfaat diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Setiap Individu mengetahui  tugas, wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing.
2. Mampu menghindari adanya tumpang tindih antara tugas A, B, ataupun yang lainnya.
3. Mampu mewujudkan tujuan bersama lebih cepat tercapai karena terjadi pembagian tugas secara baik dan teratur.
4. Terjadi kelancaran dalam penugasan sehingga diperoleh keadaan yang efektif dan efisien.

Tanpa adanya pengorganisasian, bimbingan dan konseling tidak akan terlaksana secara sistematis sehingga akan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan atau sasaran dari konsep bimbingan konseling tersendiri. Dengan adanya organisasi akan mempermudah baik personil sekolah, siswa siswi, orang tua bagi bimbingan konseling di bidang pendidikan, dan para konselor, ataupun para klien di luar bidang pendidikan.
Adapun susunan organisasi bimbingan konseling dalam bidang pendidikan terkhusus di sekolah adalah sebagai berikut.


   
Setelah mengetahui tentang organisasi dalam bimbingan konseling, perlu diperhatikan pula pola administrasi yang terdapat dalam bimbingan konseling. Secara definitive administrasi dapat diartikan sebagai kegiatan pengaturan kerja pelayanan bimbingan konseling sehingga kegiatan tersebut tetap lancer, efisien, dan efektif. Kegiatan administrasi tersebut dapat berupa pencatatan data murid, penyimpanan, pelaporan, dan pengalihtanganan masalah murid kepada tenaga yang lebih ahli/relevan.
Adapun pola kerja yang dilakukan dalam administrasi bimbingan konseling di sekolah adalah sebagai berikut:
1.      Pada saat pertama diterima di sekolah, data pribadi dicatat dengan menggunakan teknik pengumpulan data lainnya yang kemudian dimasukkan ke dalam file pribadi siswa.
2.      Bila siswa memperoleh catatan anekdot selama proses pembelajaran maka akan dimasukkan ke dalam file siswa yang bersangkutan.
3.      Bila siswa memerlukan bantuan pelayanan dari guru dan guru memberikan pelayanan, maka laporan dari pelayanan tersebut dimasukkan ke dalam file siswa.
4.      Konsultasi antara orang tua siwa denga guru pun dimasukkan ke dalam file.
5.      Setiap bulan guru diharapkan mampu memberikan laporan tentang pelayanan bimbingan konseling kepada kepala sekolah, baik lisan atau tertulis.
6.      Dalam keadaan sangat khusus, guru kelas dapat membawa murid kepada petugas yang relevan dan berwenang atas izin kepala sekolah.



Demikianlah pola kerja yang dilakukan dalam administrasi bimbingan dan konseing di sekolah. Adapun dalam pelaksanaan administrasi yang berhubungan dengan sarana dan prasarana layanan dan bimbingan konselingpun harus diatur sehingga mampu memberikan pelayanan yang maksimal kepada siswa siswinya, seperti kenyamanan ruang serba guna bimbingan, kelengkapan alat mobiler seperti almari, meja, kursi, dan lain sebagainya, serta kelangkapan alat bimbingan seperti alat penyimpanan, pengelolahan data, dan lain sebagainya.