Semua orang tentu
pernah mengalami kegagalan dalam kehidupan pribadinya. Ada orang yang
menganggap kegagalan sebagai suatu akhir dari keadaan yang dihadapinya, namun
ada kalanya juga terdapat orang yang menganggap kegagalan adalah sebuah batu
loncatan menuju kesuksesan. Tanpa adanya kegagalan mana mungkin seseorang bisa
meraih kesuksesan. Itulah perbedaan pendapat antara orang yang satu dengan
orang yang lainnya.
Orang yang
menganggap kegagalan adalah akhir dari keadaanya maka dia adalah salah satu
orang yang kurang atau tidak mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya,
sehingga dia takut gagal dan takut mencobanya kembali. Orang yang memiliki
pemikiran seperti ini membutuhkan suatu wadah atau tempat agar mampu
menyampaikan pemikiranya kepada orang lain untuk memperoleh pertimbangan solusi
dalam menghadapi permasalahannya tersebut.
Jika kita
berbicara tentang masalah, orang yang memiliki masalah, dan orang yang mampu
memberikan tindakan terhadap masalah tersebut maka kita fokuskan pembicaraan
kita pada bimbingan dan konseling. Kita tekankan sekali lagi bahwasanya
bimbingan dan konseling adalah proses bantuan yang dilakukan oleh ahli kepada
individu atau kelompok dengan menggunakan prosedur atau cara agar individu
tersebut mampu mandiri dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang
dimilikinya.
Dari definisi di
atas, seorang konselor mampu memberikan pelayanan kepada kliennya yang sedang
dihadapkan suatu permasalahan. Disini tugas konselor bukan memberikan jawaban
atas permasalahannya tadi, seorang konselor hanya mengembangkan potensi yang
dimiliki klien dengan memancing klien tersebut berpikir secara logis dan tidak
asal-asalan. Namun di sisi lain seorang konselor ada kalanya memberikan solusi
pertimbangan agar klien tidak salah mengambil suatu keputusan. Adapun dalam
memberikan pelayanan seorang konselor memiliki strategi dan teknik yang bersifat
terikat namun juga tetap sesuai dengan target yang ingin dicapai.
Ketika permasalahan
yang dihadapi klien tersebut dapat terselesaikan dengan bimbingan konseling dan
mampu bangkit dari kegagalannya, maka bisa dikatakan bimbingan konseling
tersebut berhasil mencapai tujuannya. Namun ada kalanya seorang konselor tetap
memberikan pelayanan berupa bimbingan dan konseling dalam proses perencanaan kesuksesan
kliennya. Ketika pelayanan bimbingan konseling berlangsung antara konselor dan klien,
tentu dari pihak keduanya memiliki pertimbangan yang kuat dalam mengambil suatu
keputusan. Semisal apabila mengambil langkah A maka dampaknya akan seperti ini,
sedangkan apabila mengambil langkah B maka dampak yang akan ditimbulkan seperti
itu. Hal tersebutlah yang harus dipikirkan secara matang dan secara terus
menerus. Oleh karena itu dibutuhkan suatu perencanaan setelah klien tersebut
bangkit lagi. Karena pada dasarnya bimbingan konseling tidak berfungsi sebagai
wadah memecahkan masalah, namun mencegah masalah datang kembali pun merupakan
bagian dari bimbingan dan konseling.
Dari penjelasan di
atas, tergolong sebagai orang yang seperti apakah anda? Menyerah pada keadaaan
gagal anda, atau mencari solusi dari kegagalan anda? Semua itu tentu tergantung
pada masing-masing individu. Namun dapat dicermati antara keduanya, manakah
orang yang dikatakan memiliki profesionalisme kehidupan dan orang yang tidak
memiliki dorongan untuk bangkit dari masalah sehingga hidup sebagai orang yang
tidak profesional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar