Selasa, 14 Maret 2017

BANGKIT DARI KEGAGALAN DENGAN BIMBINGAN KONSELING



           Semua orang tentu pernah mengalami kegagalan dalam kehidupan pribadinya. Ada orang yang menganggap kegagalan sebagai suatu akhir dari keadaan yang dihadapinya, namun ada kalanya juga terdapat orang yang menganggap kegagalan adalah sebuah batu loncatan menuju kesuksesan. Tanpa adanya kegagalan mana mungkin seseorang bisa meraih kesuksesan. Itulah perbedaan pendapat antara orang yang satu dengan orang yang lainnya.
            Orang yang menganggap kegagalan adalah akhir dari keadaanya maka dia adalah salah satu orang yang kurang atau tidak mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya, sehingga dia takut gagal dan takut mencobanya kembali. Orang yang memiliki pemikiran seperti ini membutuhkan suatu wadah atau tempat agar mampu menyampaikan pemikiranya kepada orang lain untuk memperoleh pertimbangan solusi dalam menghadapi permasalahannya tersebut.
            Jika kita berbicara tentang masalah, orang yang memiliki masalah, dan orang yang mampu memberikan tindakan terhadap masalah tersebut maka kita fokuskan pembicaraan kita pada bimbingan dan konseling. Kita tekankan sekali lagi bahwasanya bimbingan dan konseling adalah proses bantuan yang dilakukan oleh ahli kepada individu atau kelompok dengan menggunakan prosedur atau cara agar individu tersebut mampu mandiri dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
            Dari definisi di atas, seorang konselor mampu memberikan pelayanan kepada kliennya yang sedang dihadapkan suatu permasalahan. Disini tugas konselor bukan memberikan jawaban atas permasalahannya tadi, seorang konselor hanya mengembangkan potensi yang dimiliki klien dengan memancing klien tersebut berpikir secara logis dan tidak asal-asalan. Namun di sisi lain seorang konselor ada kalanya memberikan solusi pertimbangan agar klien tidak salah mengambil suatu keputusan. Adapun dalam memberikan pelayanan seorang konselor memiliki strategi dan teknik yang bersifat terikat namun juga tetap sesuai dengan target yang ingin dicapai.
            Ketika permasalahan yang dihadapi klien tersebut dapat terselesaikan dengan bimbingan konseling dan mampu bangkit dari kegagalannya, maka bisa dikatakan bimbingan konseling tersebut berhasil mencapai tujuannya. Namun ada kalanya seorang konselor tetap memberikan pelayanan berupa bimbingan dan konseling dalam proses perencanaan kesuksesan kliennya. Ketika pelayanan bimbingan konseling berlangsung antara konselor dan klien, tentu dari pihak keduanya memiliki pertimbangan yang kuat dalam mengambil suatu keputusan. Semisal apabila mengambil langkah A maka dampaknya akan seperti ini, sedangkan apabila mengambil langkah B maka dampak yang akan ditimbulkan seperti itu. Hal tersebutlah yang harus dipikirkan secara matang dan secara terus menerus. Oleh karena itu dibutuhkan suatu perencanaan setelah klien tersebut bangkit lagi. Karena pada dasarnya bimbingan konseling tidak berfungsi sebagai wadah memecahkan masalah, namun mencegah masalah datang kembali pun merupakan bagian dari bimbingan dan konseling.  
            Dari penjelasan di atas, tergolong sebagai orang yang seperti apakah anda? Menyerah pada keadaaan gagal anda, atau mencari solusi dari kegagalan anda? Semua itu tentu tergantung pada masing-masing individu. Namun dapat dicermati antara keduanya, manakah orang yang dikatakan memiliki profesionalisme kehidupan dan orang yang tidak memiliki dorongan untuk bangkit dari masalah sehingga hidup sebagai orang yang tidak profesional.
           

            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar