Selasa, 25 April 2017

LAYANAN KHUSUS DARI BK BAGI SISWA PECANDU NARKOBA

Sering kali manusia dalam kehidupan ini melakukan tindakan yang keluar dari nilai dan norma hukum yang ada di negaranya atau bahkan agamanya. Di Indonesia sendiri, telah banyak ditemui banyak kasus mengenai hal tersebut. Salah satunya adalah para pecandu narkoba. Dimana mereka hidup namun mati. Mengapa demikian? Hal tersebut dikarenakan telah berkurangnya atau matinya system yang ada di dalam tubuh, baik system saraf pusat ataupun system yang mengacu pada sifat kemanusiaannya.

Tentu saja banyak sekali pecandu narkoba yang berhasil diidentifikasi pengenalnya, asalnya, dan lain sebagainya, namun tidak jarang juga masih banyak pecandu narkoba di luar sana yang masih sembunyi-sembunyi menyimpan kejahatan. Pecandu narkoba tidak bisa dikatakan sebagai tersangka saja tapi mereka juga dikatakan sebagai korban. Hal tersebut karena para pecandu narkoba melakukan kejahatan kepada dirinya, yang menjadikan dirinya sebagai korban kejahatan atas dirinya sendiri. Akhirnya setelah mereka memperoleh suatu hidayah mereka akan merasakan penyesalan yang teramat besar.

Perlu kita ketahui bahwa kasus narkoba di Indonesia tidak lagi sedikit. Banyak cara yang sangat jitu dalam memasarkan barang haram yang sangat berbahaya tersebut. Salah satu tempat pemasaran dari narkoba adalah di sekolah, tepatnya kepada para pelajar baik itu tingkat sekolah dasar, menengah pertama, menengah atas, ataupun mahasiswa di perguruan tinggi. Bagi tersangka hal tersebut tidak menjadi suatu usaha yang sangat sulit karena banyak sekali cara dalam memasarkan narkoba tanpa harus bersusah payah.

Adapun siswa yang telah ketahuan menggunakan barang haram tersebut tentu memerlukan suatu wadah yang mampu mengantarkan mereka kepada jalan yang benar kembali. Salah satu wadah yang memiliki andil dalam hal tersebut adalah guru BK (Bimbingan Konseling). Namun berdasarkan tingkatannya, Kasus narkoba merupakan kasus yang tidak ringan lagi, atau termasuk kategori berat oleh karena itu guru BK (Bimbingan Konseling) membutuhkan suatu layanan khusus yang mampu membantu mereka yang sedang membutuhkan bimbingan dan layanan yang baik dan tentu saja memahami kondisi dari mantan pecandu narkoba.

Adapun Layanan khusus bagi anak beresiko pecandu narkoba diantaranya yaitu dalam bentuk Konseling indivual, Bimbingan kelompok, dan Konseling keluarga. Ketiga layanan khusus tersebut saling berhubungan erat satu sama lain. Dimana satu layanan tidak akan dikatakan berhasil apabila satu layanan yang lain tidak mampu dilaksanakan. Oelh karena itu bituh sekali banyak pihak sehingga ketiga layanan khusus tersebut dapat erjalan dengan maksimal. Diantaranya yang mampu memberikan peran bagi para pecandu narkoba adalah, guru BK (Bimbingan Konseling), diri sendiri (para ecandu narkoba), masyarakat sekitar, dan yang paling penting adalah keluarga pecandu narkoba.

Selasa, 18 April 2017

TIPS BIMBINGAN KONSELING MELAYANI ANAK DENGAN KESULITAN BELAJAR


Dalam dunia pendidikan tentu saja setiap orang pernah mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru ataupun kesulitan belajar yang dipelajarinya sendiri. Dalam hal ini terdapat beberapa kategori seperti kesulitan belajar yang berjangka waktu pendek, sedang, ataupun panjang. Dalam layanan yang diberikan oleh guru, baik guru BK (Bimbingan Konseling) maupun guru kelas adalah layanan yang ditujukan kepada anak yang mengalami kesulitan belajar yang memiliki jangka waktu panjang atau berat yang ditujukan untuk memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapinya tersebut. Namun ada kalanya pemberian layanan pun diberikan kepada anak yang mengalami kesulitan belajar jangka pendek ataupun jangka sedang, yaitu dengan cara mencegah adanya kesulitan belajar yang lebih berat dikemudian hari.
Kesulitan belajar yang dialami anak bukanlah sesuatu yang tetap, sehingga dapat dilakukan pengenalan dan pendekatan profesional secara terpadu sehingga kesulitan belajar yang dialami dapat ditangani dengan tepat. Sesuai dengan fungsi, peran dan tanggung jawabnya, guru merupakan ujung tombak dalam membantu mengatasi masalah-masalah yang dihadapi para siswanya, termasuk permasalahan yang dihadapi anak kesulitan belajar. Untuk itu, seorang guru harus mampu melakukan identifikasi atau penjaringan terhadap mereka melalui pengenalan ciri-ciri atau karakteristik yang ditampilkannya. Kemudian dari sana, guru mampu melakukan assesmen, merumuskan dan melaksanakan program pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik, permasalahan, dan kebutuhannya. Dan terakhir, guru memiliki kemampuan melakukan kerja sama secara terpadu dengan propesi lain yang terkait dengan kondisi anak. Hal tersebut dilakukan apabila kesulitan belajar telah masuk ke dalam kategori berat.
Adapun kategori anak dikatakan mengalami kesulitan belajar adalah berupa kesulitan belajar membaca (disleksia), kesulitan belajar menulis (disgrafia), atau kesulitan belajar berhitung (diskalkulia), sedangkan dalam mata pelajaran lain, mereka tidak mengalami kesulitan yang berarti. Oleh karena itu diperlukan tenaga yang benar-benar mampu memahami masalah dari anak tersebut yang kemudian akan diperoleh solusi yang sesuai dengan kondisi anak tersebut. Salah satu tenaga yang mampu memberikan layanan secara baik kepada anak yang mengalami kesulitan belajar adalah tenaga bimbingan dan konseling. Adapun tips yang dapat dilakukan dalam menangani anak berkebutuhan khusus kategori kesulitan belajar adalah sebagai berikut:
1.      Kenalilah peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
2.      Coba memahami sifat dan jenis kesulitan belajar yang dialami peserta didik.
3.      Menetapkan latar belakang dari adanya kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik.
4.      Menetapkan usaha-usaha apa saja yang butuhkan dalam menangani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
5.      Melaksanakan program bantuan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
6.      Melaksanakan tindak lanjut atas pelaksanaan program yang telah dijalankan.
Demikianlah tips yang dapat dilakukan dalam memberikan layanan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.



Selasa, 11 April 2017

KEMANA SISWA CURHAT DI SEKOLAH?





                        Sering kali kita mendengar cerita dari kehidupan orang lain baik yang bersifat masalah tau hanya meluapkan perasaannya saja. Hal tersebutlah yang biasa kita kenal dengan istilah curhat. Perlu kalian ketahui bahwa curhat memiliki kesamaan dengan konsep dari bimbingan konseling. Di dalam curhat terdapat seseorang yang menjadi pencurhat da nada yang menjadi yang dicurhati, begituppun dalam bimbingan konseling, ada yang menjadi klien da nada yang menjadi konselor dimana pencurhat atau klien menyampaikan suatu masalah atau hanya meluapkan isi hati sehingga memperoleh solusi atau sekedar memuaskan hati.
            Istilah curhat sering digunakan oleh anak muda ketika mereka melakukan cerita kepada teman dekatnya atau orang tua bahkan orang lain. Namun dari sinilah akan timbul masalah, bagaimana jika teman atau bahkan orang yang dicurhati merupakan sasaran yang salah, atau bahkan mereka tidak bisa memberi solusi yang baik atau bahkan mengantarkan kita ke dalam kondisi yang semakin buruk. Lantas kenamanakah kita harus curhat sehingga memperoleh sesuatu yang sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Tentu jawabannya adalah para ahli dalam bidang bimbingan dan konseling, meskipun kadnag kalanya terdapat orang yang mampu memberikan solusi yang baik karena mungkin telah pernah mengalami suatu hal tersebut.
            Dari sana pula timbul sebuah pertanyaan, kemanakah siswa harus curhat terhadap masalah yang sedang dihadapinya di sekolah, tentu jawabannya adalah pergi dan menemui guru bimbingan konseling. Dimana guru bimbingan konseling akan mengarahkan siswa terhadap apa yang dibutuhkannya saat itu. Semisal anak tersebut memiliki permasalahan dalam bidang pembelajaran, maka guru bimbingan konseling akan memasukkan anak tersebut kepada layanan pembelajaran. Contoh lain, semisal terdapat anak yang memiliki permasalahan pribadi dalam hidupnya seperti sering sakit-sakitan, maka guru bimbingan konseling akan memasukkan anak tersebut ke dalam suatu layanan konseling individu, dan lain sebagainya. Adapun jenis layanan bimbingan konseling di sekolah yaitu:

a.       Layanan Orientasi
Merupakan layanan yang memungkinkan klien memahami lingkungan yang baru dimsukinya sehingga mempermudah dan memperlancar dalam masa adaptasinya dengan lingkungan barunya.
b.      Layanan Infomasi
Merupakan layanan yang memungkinkan klien mampu menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai baha pertimbangan dalam melakukan sesuatu keputusan.
c.       Layanan Penempatan
Merupakan layanan peserta didik agar mampu memperoleh wadah yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya sehingga mampu mencapai prestasinya.
d.      Layanan Pembelajaran
Merupakan layanan dalam mengembangkan diri dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
e.       Layanan Konseling Individu
Merupakan layanan yang memungkinkan klien mendapatkan pelayanan secara langsung oleh konselor dalam rangka  pembahasan dan pengentasan klien dalam masalah pribadinya.
f.       Layanan Bimbingan Konseling
Merupakan layanan yang mengacu pada aktivitas-aktivitas kelompok yang berfokus pada penyediaan informasi ataupun pengalaman melalui aktivitas kelompok yang telah terencana.
Dan tentu saja masih banyak lagi jenis dari layanan bimbingan konseling di sekolah yang menjadi wadah tempat siswa curhat, mengemukakan permaslahan yang dialaminya atau bahkan hanya sekedar sharing terhadap suatu inovasi siswa tersebut.

Selasa, 04 April 2017

PERENCANAAN MENENTUKAN BIMBINGAN KONSELING YANG BAIK DI SEKOLAH



Sering kali kita mendengar kata-kata rencana, rencana merupakan suatu kegiatan yang akan dicapai seseorang. Adapun perencanaan adalah kegiatan mendesain program dan kegiatan yang disusun secara sistemik untuk efektivitas pencapaian tujuan yang ingin dicapai. Dalam dunia pendidikan kita mengenal istilah perencanaan dalam materi perencanaan suatu pembelajaran dimana hal tersebt mengarah pada suatu desain kegiatan pembelajaran yang disusun secara sistematis guna mencapai tujuan yang ingin dicapai. Adapun contoh dari perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah berupa RPP (rancangan pelaksanaan pembelajaran) ataupun silabus. Dengan demikian dalam dunia managemen kita mengenal istilah perencanaan yang merupakan salah satu fungsi dari manajemen itu sendiri.
Dari penjelasan sekilas tersebut tentunya masing-masing bidang memiliki suatu kegiatan perencanaan yang disusun untuk menunjang berbagai tujuan yang ingin dicapai. Begitupun dalam suatu organisasi BK (Bimbingan  dan Konseling) di sekolah. Perencanaan BK (Bimbingan  dan Konseling) di sekolah dapat diartikan dengan penentuan serangkaian tindakan yang dilakukan lembaga pendidik kepada peserta didik untuk mencapai tujuan yang diinginkan.  Adapun langkah-langkah yang digunakan BK (Bimbingan  dan Konseling) dalam menyusun sebuat rencana adalah sebagai berikut:
  1. Susunlah program bimbingan yang relevan dengan kebutuhan bimbingan di sekolah. Karena dengan program yang relevan dengan kebutuhan ini, akan dapat berfungsi sesuai tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu perlu diadakan inventarisasi masalah dan kebutuhan anak di sekolah. Kemudian untuk selanjutnya ditentukan prioritas penanganan masalah atau kebutuhan yang akan dilayani.
  2. Mempertimbangkan sifat-sifat khas sekolah, yaitu: jenis sekolah, ukuran sekolah, sifat atau tujuan sekolah, guru-huru, murid-murid dengan berbagai persoalan dan sika. Lingkungan tempat sekolah juga dapat menentukan sifat masalah dan kebutuhannya, umpamanya sekolah di kota besar, di desa, di lingkungan orang berada atau miskin.
  3. Hendaknya diadakan inventarisasi berbagai macam fasilitas yang ada, termasuk di dalamnya petugas bimbingan yang telah ada sebagai pelaksana program bimbingan, ruangan yang telah tersedia dan dapat dipergunakan dan kemungkinan untuk bisa dikembangkan, dana yang tesedia dengan berbagai peralatan yang akan dipergunakan untuk memperlancar jalannya layanan bimbingan di sekolah.
  4. Hendaknya ditentukan program kerja yang terinci dan sistematis dalam program bimbingan di sekolah berdasarkan masalah-masalah yang secara mendesak harus ditangani. Program kerja harus memberi jawaban atas permasalahan atau berbagai kebutuhan yang ada.
  5. Handaknya ditentukan personalia, pembagian tugas dan tanggung jawab yang merata dengan mempertimbangkan berbagai faktor, yaitu: kemampuan, minat, kesempatan dan bakat yang dimiliki oleh staf sekolah yang ada.
  6. Menentukan organisasi, termasuk di dalamnya ialah  kerja  dan kerja sama dalam mewujudkan program bimbingan, cara berfungsinya tim atau personalia, berhubungan dengan tugas-tugas lainnya.
  7. Hendaknya diadakan evaluasi program bimbingan yang gunanya untuk mengecek seberapa jauh rencana dan pengaturan kerja itu telah dapat dilaksanakan.
  8. Isi atau kegiatan yang diprogramkan, tidak hanya menyangkut bahan yang hendak disajikan tetapi juga metode penyajian maupun kegiatan menunjangnya.
Setelah kita memahami tentang langkah-langkah yang digunakan BK (Bimbingan  dan Konseling) dalam menyusun sebuah perencanaan tentu saja kita harus membicarakan lebih luas sebuah konteks permasalahan. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh guru BK (Bimbingan  dan Konseling) di sekolah adalah apabila sebuah perencanaan telah disusun dengan baik kemudian ternyata terdapat suatu hambatan atau mungkin kegiatan lain yang sifatnya di luar dari perencanaan BK (Bimbingan  dan Konseling) maka bagaimana seorang guru BK (Bimbingan  dan Konseling) menyelesaikan permasalahan tersebut? Jawabannya tentu sangat simpel. Coba sekarang kita analogikan, jika terdapat dua orang anak yang satu dari ana tersebut berasal dari keluarga yang kaya raya dan satu lagi berasal dari keluarga yang kurang mampu, maka anak manakah yang harus didahulukan untuk bersekolah dengan biaya gratis? Tetu jawabannya adalah anak dengan keluarga tidak mampu. Begituun dalam pelayan BK (Bimbingan  dan Konseling) di sekolah. Apabila terdapat sesuatu kegiatan yang keluar dari perencanaan guru BK (Bimbingan  dan Konseling) maka seorang guru BK (Bimbingan  dan Konseling) harus bijak dalam mengambil keputusan, masalah manakah yang sifatnya lebih urgent atau penting dalam artian masalah tersebut arus diselesaikan dengan cepat sehingga tidak akan timbul permasalahan yang baru. Barulah setelah masalah yang urgen tersebut telah ditanngani, maka BK (Bimbingan  dan Konseling) mampu berblik lagi pada perencanaan BK (Bimbingan  dan Konseling) yang telah disusun sebelumnya.
Dengan demikian sepantasnya guru BK (Bimbingan  dan Konseling) harus mampu menyusun sebuah perencaaan yang baik sehingga akan ditemui sebuah pelaksanaan yang baik pula, karena perencanaan dalam BK (Bimbingan  dan Konseling) sangat menentukan kualitas dari program yang akan dilaksanakan oleh  BK (Bimbingan  dan Konseling) itu sendiri, ibarat sebuah pepatah apabila kita menanam dalam konteks ini kita ganti menjadi merencanakan, maka kita akan mengetan dimana konteks ini kita ganti menjadi keberhasilan. Jadi perencaan dalam BK (Bimbingan  dan Konseling) di sekolah akan sangat menentukan pelaksanaan BK (Bimbingan  dan Konseling) di sekolah itu sendiri sehingga akan dicapai tujuan-tujuannya.

Selasa, 28 Maret 2017

BELAJAR LEBIH DEKAT DENGAN BIMBINGAN KONSELING







Sebelumnya telah disinggung beberapa macam tugas-tugas dari bimbingan dan konseling baik di bidang pendidikan ataupun di bidang umum. Namun tahukah kita bahwasannya bimbingan dan konseling merupakan suatu wadah yang memiliki dasar tersendiri di dalamnya. Bimbingan konseling berdiri dengan memiliki visi dan misi yang kemudian dilaksanakan lewat sebuah kelompok orang yang memiliki satu tujuan yang sama atau biasa yang kita kenal dengan organisasi.
Organisasi dalam bimbingan konseling dibentuk untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien yang termuat dalam visi misinya. Visi misi bimbingan konseling tidak akan terlaksana dengan baik apabila tidak memiliki satu kelompok yang memiliki tujuan yang sama. Sehingga organisasi dalam bimbingan konseling memiliki manfaat diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Setiap Individu mengetahui  tugas, wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing.
2. Mampu menghindari adanya tumpang tindih antara tugas A, B, ataupun yang lainnya.
3. Mampu mewujudkan tujuan bersama lebih cepat tercapai karena terjadi pembagian tugas secara baik dan teratur.
4. Terjadi kelancaran dalam penugasan sehingga diperoleh keadaan yang efektif dan efisien.

Tanpa adanya pengorganisasian, bimbingan dan konseling tidak akan terlaksana secara sistematis sehingga akan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan atau sasaran dari konsep bimbingan konseling tersendiri. Dengan adanya organisasi akan mempermudah baik personil sekolah, siswa siswi, orang tua bagi bimbingan konseling di bidang pendidikan, dan para konselor, ataupun para klien di luar bidang pendidikan.
Adapun susunan organisasi bimbingan konseling dalam bidang pendidikan terkhusus di sekolah adalah sebagai berikut.


   
Setelah mengetahui tentang organisasi dalam bimbingan konseling, perlu diperhatikan pula pola administrasi yang terdapat dalam bimbingan konseling. Secara definitive administrasi dapat diartikan sebagai kegiatan pengaturan kerja pelayanan bimbingan konseling sehingga kegiatan tersebut tetap lancer, efisien, dan efektif. Kegiatan administrasi tersebut dapat berupa pencatatan data murid, penyimpanan, pelaporan, dan pengalihtanganan masalah murid kepada tenaga yang lebih ahli/relevan.
Adapun pola kerja yang dilakukan dalam administrasi bimbingan konseling di sekolah adalah sebagai berikut:
1.      Pada saat pertama diterima di sekolah, data pribadi dicatat dengan menggunakan teknik pengumpulan data lainnya yang kemudian dimasukkan ke dalam file pribadi siswa.
2.      Bila siswa memperoleh catatan anekdot selama proses pembelajaran maka akan dimasukkan ke dalam file siswa yang bersangkutan.
3.      Bila siswa memerlukan bantuan pelayanan dari guru dan guru memberikan pelayanan, maka laporan dari pelayanan tersebut dimasukkan ke dalam file siswa.
4.      Konsultasi antara orang tua siwa denga guru pun dimasukkan ke dalam file.
5.      Setiap bulan guru diharapkan mampu memberikan laporan tentang pelayanan bimbingan konseling kepada kepala sekolah, baik lisan atau tertulis.
6.      Dalam keadaan sangat khusus, guru kelas dapat membawa murid kepada petugas yang relevan dan berwenang atas izin kepala sekolah.



Demikianlah pola kerja yang dilakukan dalam administrasi bimbingan dan konseing di sekolah. Adapun dalam pelaksanaan administrasi yang berhubungan dengan sarana dan prasarana layanan dan bimbingan konselingpun harus diatur sehingga mampu memberikan pelayanan yang maksimal kepada siswa siswinya, seperti kenyamanan ruang serba guna bimbingan, kelengkapan alat mobiler seperti almari, meja, kursi, dan lain sebagainya, serta kelangkapan alat bimbingan seperti alat penyimpanan, pengelolahan data, dan lain sebagainya.